Wisata Budaya Kampung Naga Tasikmalaya
Pertama kali mendengar nama Kampung Naga, yang ada dalam
pemikiran saya “apakah ada naga di
Kampung tersebut? Karena penasaran, mulailah saya mencari tahu apa dan
dimana Kampung Naga itu berada.
Kampung Naga merupakan suatu daerah yang terletak di Desa
Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Taikmalaya Provinsi Jawa Barat. Letak
Kampung Naga tidaklah terlalu jauh dari jalan raya yang menghubungkan Kota Tasikmalaya
dengan Kota Garut. Jadi anda tidak perlu khawatir jalan kaki terlalu jauh untuk
mencapai Kampung Naga ini. Letaknya memang sedikit menurun karena berada di lembah.
Kampung Naga merupakan sebuah kampung adat yang
masih asri dan terjaga dengan baik, masyarakatnya masih memegang teguh adat dan
tradisi nenek moyang mereka. Mereka menolak intervensi dari pihak luar jika hal
itu mencampuri dan merusak kelestarian kampung tersebut.
Karena keinginan untuk mengunjungi Kampung Naga
sungguh besar, maka saya menyempatkan waktu untuk berkunjung kesana. Perjalanan
yang ditempuh kurang lebih 3 jam dari Bandung.
Tugu Kujang Pusaka yang letaknya dekat lokasi parkir |
Setelah menuruni anak tangga (sengked) yang telah ditembok dengan jumlah tangga lumayan banyak kurang lebih 439 anak tangga dengan jarak tempuh kurang lebih 500 meter, Sebelum kita sampai pada batas atau anak tangga terakhir, kita bisa melihat Kampung naga dari kejauhan dengan tata letak dan bentuk rumah penduduk Kampung naga yang khas dan unik. Setelah mencapai anak tangga terakhir, kemudian kita menyusuri jalan setapak sepanjang sungai Ciwulan tersebut. Ketika memasuki Kampung naga tersebut, ada balong (kolam) dan tempat mandi penduduk
Atap/suhunan yang terbuat dari ijuk |
Rumah harus menghadap kesebelah utara atau ke sebelah selatan dengan memanjang kearah Barat-Timur. Dinding rumah dari bilik atau anyaman bambu dengan anyaman sasag. Rumah tidak boleh dicat, kecuali dikapur atau dimeni. Bahan rumah tidak boleh menggunakan tembok, walaupun mampu membuat rumah tembok atau rumah gedong.
Dapur dengan barang-barang yang sederhana |
Rumah tidak boleh mempunyai daun pintu di dua arah berlawanan. Karena menurut anggapan masyarakat Kampung Naga, rizki yang masuk kedalam rumah melaui pintu depan tidak akan keluar melalui pintu belakang. Untuk itu dalam memasang daun pintu, mereka selalu menghindari memasang daun pintu yang sejajar dalam satu garis lurus. Di dalam rumah tidak boleh dilengkapi dengan perabotan, misalnya kursi, meja, dan tempat tidur. Untuk menghidari rasa iri dengki rata-rata rumah di Kampung Naga memiliki 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 kamar tidur dan WC yang berada di luar rumah.
Di Kampung Naga ini terdapat juga mesjid, ruang
serbaguna dan lumbung padi, yang letaknya berada di tengah kampung. Rata-rata
rumah penduduk di Kampung Naga tidak dikunci lho.
Di Kampung ini sama sekali belum tersentuh oleh pengaruh modern seperti di kota-kota. Keindahan alam di Kampung Naga sangat asri dengan hijaunya sawah yang terhampar mengelilingi Kampung dihiasi dengan pohon-pohon, angin segar dan sejuk, serta lembah yang subur. Di bagian barat kampung ini terdapat hutan keramat yang menjadi tempat makam para leluhur penduduk Kampung Naga.
Adapun pantangan atau pamali bagi masyarakat Kampung Naga masih
dilaksanakan dengan patuh khususnya dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang
berkenaan dengan aktivitas kehidupannya.
Di Kampung ini sama sekali belum tersentuh oleh pengaruh modern seperti di kota-kota. Keindahan alam di Kampung Naga sangat asri dengan hijaunya sawah yang terhampar mengelilingi Kampung dihiasi dengan pohon-pohon, angin segar dan sejuk, serta lembah yang subur. Di bagian barat kampung ini terdapat hutan keramat yang menjadi tempat makam para leluhur penduduk Kampung Naga.
Kondisi di dalam rumah penduduk Kampung Naga |
Tour Guide sedang menunjukkan Hasil Kerajinan Masyarakat Kampung Naga |
Mantab, dri dulu pengen berkunjung ksana .. namun tak kunjung jua .. hehe ..
ReplyDeleteNice article :)