Pengalaman Pertama, Wisata ke Kota Lumpia Semarang
Sudah lama tidak liburan, tapi
bingung mau pergi kemana???
Bolak balik buka website cari
tiket murah, ga nemu yang cocok. Pikir punya pikir, sudahlah nyoba cari info
tentang wisata di Kota Semarang. Maklum belum pernah ke Semarang…akhirnya ambil
keputusan untuk mencoba mengunjungi Kota yang terkenal dengan julukan Kota
Lumpia.
Cek situs resmi PT. Kereta Api
Indonesia (PT. KAI) https://tiket.kereta-api.co.id,
tiket promonya sudah habis jadi terpaksa beli tiket kereta reguler dari Bandung
– Semarang Tawang kelas Bisnis dengan harga tiket 278.750,00 karena beli via situs
resmi lumayan dapat potongan 7.500,00 jadi hanya bayar 271,250.00. Untuk
jurusan Semarang Tawang – Bandung pilih kelas Eksekutif dengan harga 223.750
dengan potongan 7.500 jadi hanya bayar 216.250,00. Tiket sudah dapet….tinggal
penginapan. Setelah hunting dan beberapa review dari orang-orang yang telah
mengunjungi Kota Semarang, akhirnya dipilih Fave Hotel Diponegoro dengan rate
per malam 306.286/malam.
Hari yang ditunggu akhirnya tiba.
Jumat, 11 Agustus 2017
Jadwal keberangkatan ke Semarang jam
21.25, karena belum cetak boarding pass, maka 1 jam sebelum keberangkatan harus
sudah di stasiun. Dari kantor berangkat pukul 19.30 dengan menggunakan Grab
Bike dengan tarif 7.000,- sampai di stasiun langsung cetak boarding pass,
ketika melihat jam, ternyata hampir 2 jam harus menunggu di stasiun. Tapi tak
apalah lebih baik nunggu disbanding harus terlambat. Untuk bekal di kereta, aku
mampir ke yomart stasiun dan membeli beberapa cemilan termasuk nasi goreng siap
saji. Perjalanan ditempuh dalam waktu 7,5 jam. Jadi sampai di Stasiun Semarang
Tawang kurang lebih Jam 05.10.
Sabtu, 12 Agustus 2017
Jam 05.10 kereta yang saya tumpangi
berehnti di Stasiun Semarang Tawang, setelah istirahat sejenak, aku mulai sedikit
kebingungan, karena ini kali pertama sehingga belum hapal dengan medan.
Dipikir-pikir kalau ke hotel dulu masih terlalu pagi, ga mungkin bisa check in
(jadwal check in jam 14.00) jalan-jalan menikmati kota Semarang juga belum
hapal. Untung ada mbah googling, cari info sana sini, ternyata lokasi kota lama
Semarang dekat dengan stasiun. Akhirnya sambil nunggu waktu agak siang, aku
berjalan keluar stasiun tawang sambil cari angin. Nah tepat di depan stasiun
ada polder seperti kolam penampungan air. Sudah terlihat beberapa warga yang
sedang jogging menyusuri polder tersebut, ada juga yang memancing dan yang
hanya sekedar duduk-duduk sambil menikmati riaknya air.
Setelah melewati polder, aku
lanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki (hitung-hitung olahraga pagi hehehe…)
ada pabrik rokok dengan bangunannya yang tua dan unik. Lalu belok kiri ke jalan
Branjangan… Nah disini, suasana kota lama begitu terasa, dari bentuk dan
arsitektur bangunan-bangunan disepanjang jalan, dan kondisi disekitarnya. Lurus
terus menyusuri jalan branjangan, diujung jalan terdapat Old City 3D Trick Art
Museum Semarang. Ambil beberapa foto disana, sayang belum ada yang buka karena
hari masih sangatlah pagi. Tak puas hanya disitu, akhirnya aku menyusuri jalan Letjen
Suprapto sambil selfie. Sedikit narsis ga masalah kali ya mumpung di kota
orang.hehehhehe.
Tidak sampai 5 menit berjalan dari
gedung 3D, akhirnya sampailah di depan greja blenduk yang terkenal sebagai
landmarknya kota lama Semarang. Bangunan gereja merupakan bangunan setangkup
dengan facade tunggal yang secara vertikal terbagi atas tiga bagian.
Bangunannya bergaya Neo-Klasik ini terlihat tampil kontras dan bentuknya lebih
menonjol jika dibandingkan dengan bangunan-bangunan lainnya. Disebelahnya
terdapat taman srigunting yang sering dijadikan tempat/panggung hiburan berupa
tampilan kesenian-kesenian yang dapat dinikmati secara gratis oleh pengunjung
kota lama Semarang.
Hari telah menunjukkan pukul 07.00
WIB, perut sudah mulai keroncongan minta diisi. Kuliner pertama yang dituju
adalah lekker paimo yang terletak di jalan karang anyar depan gerbang SMA
Kolese Loyola. Karena ga hapal jalan, aku manfaatkan moda transportasi yang
lagi ngehits yaitu transportasi
online. Pakai grab car ke sana, ternyata jalannya sedikit berputar-putar karena
sopirnya ga hapal jalan-jalan di semarang, untung ada GPS dan tanya sama
orang-orang akhirnya ketemu lah SMA Kolese Loyola. Tapi nampaknya belum
beruntung, Lekker Paimo belum buka, baru beroperasi mulai jam 9 sampai jam 5
sore. Karena bingung, akhirnya sopir grab tersebut memberikan info bahwa di
sekitar kota lama ada tempat makan yang murah meriah. Tertarik dengan info itu,
akhirnya aku putuskan makan bareng dengan sopir grab tersebut di sekitaran kota
lama…damn dalam hati balik lagi deh
kelokasi semula, tapi gpp lah. Menu sarapannya sederhana, dengan ikan mangut,
tempe dan perkedel Cuma Rp.8000 saja, begitu murah.
Setelah selesai sarapan, tujuan
selanjutnya adalah Klenteng Sam Poo Kong. Kurang lebih 15 menit dari Kota Lama,
sampailah di Klenteng Sam Poo Kong. Satu hal yang diingat, disana jalanan
begitu lengang tidak ada kemacetan “apakah
gara-gara masih pagi?”. Nah, sesampainya disana aku langsung menuju loket
penjualan tiket. Petugas tiket menawarkan 2 opsi, yaitu tiket umum Rp8000,- dengan
fasilitas pengunuung hanya diperbolehkan di area umum saja dan tiket terusan
Rp28.000,- pengunjung dapat masuk ke area klenteng hanya saja tidak masuk ke
dalam klenteng jika tidak untuk berdoa atau ibadah. Saran aku sih, lebih baik
ambil tiket umum, karena hampir sama saja fasilitasnya.
Setelah selesai keliling-keliling dan
menikmati area klenteng sam poo kong, lanjut ke BSB City untuk menemui salah
satu sodara disana. Eh bingung naik apa ya kesana? Tanya pada warga sekitar,
ternyata bisa menggunakan bus BRT (bingung apa ya BRT) ternyata BRT adalah Bus
Rapid Transit, kalau di Jakarta namanya Trans Jakarta. Nunggu di halteu BRT kuran
lebih 20 menit, dan bus yang diannti akhirnya datang. Bus yang aku tumpangi
adalah bus koridor II dan harus transit di halteu balai kota untuk pindah bus
ke koridor IV. Tarifnya murah lho, hanya Rp.3.500 dan ketika kita pindah bus ke
koridor lainnya tidak dikenakan biaya lagi dengan syarat berhentinya di halteu
transit. Sebagai info, waktu operasi BRT ini sangatlah sempit sampai magrib bus
sudah tidak ada.
Aku turun di depan SPBU BSB City lalu
dijemput oleh sodara. Istirahat sejenak dirumahnya, perjalanan dilanjutkan
kembali ke Hotel untuk check in. Perlu sedikit perjuangan untuk mencapai hotel.
Ternyata oh ternyata…agak jauh dari Simpang lima dan keramaian kota. Kalau
lihat di peta memang dekat dengan Simpang Lima, namun pada kenyataannya agak
kearah atas, jalannya sedikit menanjak, jadi kalau untuk jalan kaki dari
simpang lima lebih baik mengurungkan niat.
Sesampainya di Fave Hotel Diponegoro,
langsung check in lalu menuju kamar yang berada di lantai 7. Waktu telah
menunjukkan pukul 17.30, setelah istirahat sejenak, aku siap-siap untuk menuju
Mesjid Agung Jawa Tengah yang dikenal dengan MAJT. Perjalanan ke MAJT
menggunakan transport online lagi dengan tarif Rp23.000. Perjalanan ditempuh kurang
lebih 15-20 menit ke arah timur. Keliling-keliling di MAJT tak lupa nyobain
naik ke Menara asmaul husna MAJT. Setiap orang dikenakan tarif Rp9000,- Setelah
puas menikmati fasilitas MAJT, perjalanan dilanjutkan ke Pasar Semawis di
daerah pecinan Semarang. Pasar semawis ini hanya buka saat weekend. Saking penasarannya,
jadi aku menyempatkan untuk datang ke Pasar Semawis sekalian makan malam. Ada
kurang lebih 200 pedagang dengan tenda-tenda yang tertata sepanjang jalan pecinan
tersebut. Beragam makanan tradisional, makanan kekinian, dan minuman tersedia
disini. Mungkin bagi yang muslim harus pandai-pandai memilih atau bertanya
langsung kepada penjualanya apakah halal atau tidak makanan yang akan kita
beli.
Selesai menjelajah pasar semawis,
dilanjutkan ke Kota Lama Semarang. Rasa ingin tahu situasi di Kota Lama
Semarang pada malam hari seperti apa membuat rasa Lelah karena seharian jalan
tidak digubris. Sesampainya disana, suasana begitu berbeda. Banyak sekali
wisatawan yang datang jika dibandingkan dengan siang hari. Gedung-gedung bergaya
colonial ditambah dengan pijaran lampu-lampu membuat suasana yang berbeda.
Kurang lebih satu jam keliling di Kota Lama Semarang, akhirnya aku balik ke
hotel untuk istirahat dengan menggunakan transportasi online dengan tarif
sebesar Rp18.000,-. Sesampainya dihotel langsung istirhat untuk persiapan besok
ke beberapa lokasi wisata di Semarang.
Baca juga tentang, 10 lokasi wisata yang wajib kalian kunjungi jiak ke Semarang, silakan klik disini
Post a Comment