Danau Air Tawar Di Tengah Pulau Tasik Dayang Bunting Langkawi
Melanjutkan cerita liburanku ke Langkawi Kedah Malaysia, setelah kemarin
mengunjungi Pantai Cenang, hari ini rencananya menuju Hopping Island yang paketnya
telah aku booking sehari sebelumnya. Nah, perlu aku ceritakan nih, bahwa Pulau
Langkawi terdiri dari kumpulan 99 buah pulau tropika yang terletak di luar
pantai barat laut Semenanjung Malaysia, Pulau utama yang terletak dalam
kepulauan ini dikenali sebagai Pulau Langkawi.
Paket Hopping Island yang telah aku booking adalah mengunjungi 3 pulau di sekitar pulau Langkawi,
yang terdiri dari Pulau Dayang Bunting, Pulau Singa Besar dan Pulau Beras
Basah. Untuk menuju kesana kita harus menyebrang laut dengan perahu motor kecil
dengan harga paket sebesar RM 30.
Hari
itu, ketika keluar hotel cuaca begitu cerah, dalam hati berkata “wah asyik nih keliling hopping island
dengan cuaca yang mendukung”, tetapi khayalan tersebut sirna, dalam
perjalanan dari Pantai Cenang ke dermaga hujan turun begitu deras. Sedikit
kecewa, tetapi dari pihak penyedia jasa ke Hopping island mencoba memberikan
harapan bahwa cuaca akan cerah. Singkat cerita sampailah aku ke dermaga dan
hujan masih turun dengan lebatnya. Menunggu kurang lebih 30 menit akhirnya
hujan reda, dan awan sedikit cerah. Akhirnya aku dan beberapa penumpang lainnya
naik ke atas perahu. Saat itu perahu yang aku naiki hanya berjumlah 6 orang
wisatawan dan 1 nahkoda perahu.
Perjalanan
pertama adalah menuju ke Pulau Tasik Dayang Bunting, beberapa ratus meter
setelah perahu motor meninggalkan dermaga, hujan deras kembali turun dan
disertai dengan angin, nahkoda perahu mengencangkan laju perahu, begitu
dramatis dan ngeri rasanya berada di tengah lautan dengan menggunakan perahu
motor dibawah cuaca yang kurang mendukung, aku memegang erat pada kursi perahu
dan hanya bisa berdoa semoga semuanya selamat sampai tujuan. Setelah kurang lebih 20 menit perjalanan, akhirnya kami sampai di pulau ini.
Sesampainya
di dermaga Pulau Dayang Bunting kami harus jalan di jembatan dimana banyak
sekali monyet – monyet liar disekitarnya, untuk perhatian kalian, awas jangan
sampai ada barang yang menarik perhatian monyet-monyet, mereka akan merebut
barang itu atau mengejarmu!. Nah Ketika kami sampai di dermaga tasik dayang
bunting, cuaca masih hujan deras, tidak ada pilihan akhirnya aku memutuskan
untuk hujan-hujanan menuju ke danau yang ada di pulau tersebut. Kalian harus
mengingat nomor perahu yang kalian tumpangi. Kita diberi kesempatan 1 jam untuk
menikmati pulau ini. Sebelum masuk ke dalam pulau, aku sempatkan melihat ke
sekitar untuk melihat bentuk pulau. Dari samping, pulau ini menyerupai kepala,
perut dan kaki seperti seorang raksasa yang sedang tidur.
Sebelum
masuk ke kawasan danau, kita diwajibkan untuk membayar tiket dengan tarif untuk
dewasa RM5 dan anak-anak RM3. Lalu untuk menuju danau kita akan berjalan kurang
lebih 10 menit dengan menaiki anak tangga, karena saat itu masih hujan, air campur
tanah yang berwarna coklat dengan derasnya memenuhi anak tangga yang kami
lalui.
Setelah
menaiki ratusan anak tangga, akhirnya kami sampai di Danau. Air nya tawar dan
sangat jernih kehijauan jika dilihat dari udara tidak terpengaruh oleh hujan
yang mengguyur area danau. Selain itu, Airnya begitu tenang seolah-olah mengajak para wisatawan
untuk segera menceburkan diri ke dalamnya. Perhatian untuk kalian, jika mau
berenang di danau ini wajib menggunakan pelampung. Konon katanya danau ini berkedalaman 14 meter lho. Perlu aku gambarkan bahwa di
tepian danau Dayang Bunting terdapat dermaga kayu. Dermaga ini menjadi tempat
untuk para pengunjung yang ingin berenang atau menikmati keindahan alam disekitar
pulau. Panorama Danau Dayang Bunting yang memesona, bukit-bukit nan hijau yang
mengelilingi pulau ini menambah keindahan. Disana kita dapat keliling danau
dengan menggunakan perahu yang dikayuh kaki.
Banyak
cerita atau mitos tentang keberadaan danau ini, salah satu informasi yang ada
di sekitar danau yang menceritakan salah satu kisah tentang danau tersebut,
yaitu :
Pulau Dayang Bunting ini konon
menurut legenda tempatan, ia bermula apabila seorang teruna bunian bernama Mat Teja telah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang gadis bunian
bernama Dayang. Dengan bantuan air mata duyung yang disapu ke wajahnya, Mat
Teja telah berjaya memenangi hati Dayang. Hubungan cinta mereka yang intim dan romantis
menjadi pelengkap dengan buntingnya si Dayang. Dayang kemudian mengambil
keputusan untuk bersemayam di kawasan Tasik Dayang Beranak untuk bersalin.
Setelah genap 9 bulan, Dayang yang bunting telah melahirkan seorang anak tetapi
malangnya anak tersebut meninggal dunia selepas tujuh hari dilahirkan.
Disebabkan berasa terlalu kecewa dan sedih, Dayang mengambil keputusan untuk
menyemadikan anaknya ke dalam tasik. Setelah peristiwa tersebut, tasik ini
telah dinamakan sebagai Tasik Dayang Bunting sebagai tanda simpati orang ramai
kepada pasangan malang ini.
Tak terasa telah 1 jam berada di Pulau Tasik Dayang Bunting, kami pun
melanjutkan perjalanan ke pulau yang ke-2 yaitu Pulau Singa Besar. Silakan klik disini.
Simak video dibawah ini
Thanks for visiting Langkawi and looking forward to welcome you once again to explore another place of interest about Langkawi.
ReplyDeleteNice to meet you syam,
Deletesure, i want to come again and explore another destination in Langkawi
Tempat yang menarik :)
ReplyDeleteterima kasih sharingnya gan!