Wisata Phnom Penh, Tuol Sleng Saksi Bisu Kekejaman Khmer Merah
Setelah mengunjungi Saigon atau Ho Chi Minh City, Vietnam (baca tulisan sebelumnya http://cloudtotravel.blogspot.co.id/2016/09/seri-objek-wisata-vietnam-ho-chi-minh.html dan http://cloudtotravel.blogspot.co.id/2016/10/seri-objek-wisata-vietnam-2-ho-chi-minh.html), perjalanan dilanjutkan ke Kamboja melalui jalur darat dengan menggunakan bus. Sleep Bus yang digunakan berangkat kurang lebih jam 12 malam waktu setempat dan sampai di Phnom Phen sekitar jam 7 pagi. Jalan yang kami lalui bisa dibilang mulus, suasana yang terhampar di kanan dan kiri jalan seperti di pedesaan yang ada di Indonesia. Sebelum menuju ke Phnom Phen, kami sempatkan dulu untuk sarapan di kedai yang kami lalui.
Perlu aku informasikan bahwa Mata uang yang digunakan adalah Riil sebagai mata uang lokal, dan Dollar Amerika sebagai mata uang kedua.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam, sampailah kita di Ibukota Negara Kamboja yaitu Phnom Phen. Suasana kota disana tidak seramai Jakarta, tetapi panasnya melebihi Jakarta.
Tidak terlalu banyak lokasi wisata yang dikunjungi selama di Phnom Phen, Karena tujuan utamanya adalah ke Siem Reap untuk mengelilingi Angkor Wat.
Independent Monument |
Sebelum sampai ke tuol sleng, aku menyempatkan diri untuk menyambangi Independence Monument yang yang terlihat menjulang tinggi, letaknya di tengah bundaran yang menghubungkan jalan-jalan utama yaitu Norodom Boulevard dan Sihanouk Boulevard. Karena teriknya matahari begitu menyengat, aku hanya ambil beberapa gambar saja lalu pergi ke Royal Palace yang berdiri dengan megah persis disebrang Sungai Mekong.
Mengambil foto dengan background Sungai Mekong |
Oya, saya berkeliling dengan menggunakan tuk-tuk, cukup nyaman digunakan Karena kita bisa menyewanya dalam hitungan jam atau harian, tentu saja dengan harga yang disepakati bersama.
Selanjutnya adalah menuju tuol sleng yang terletak di jalan St. 113, Phnom Penh, Kamboja. Tuk-tuk yang ditumpangi melewati jalan 63 yang merupakan jantungnya Boeng Keng Kang. Berbelok ke kanan ke Jalan 310 melintasi Monivong Boulevard lagi dan melewati sebuah kanal, kemudian berbelok ke kiri Jalan 113, sampailah kita di Museum Tuol Sleng. Tempat yang menyedihkan dan mengerikan, karena mengenang pembantaian (genosida) yang dilakukan oleh Khmer Merah.
Kawasan Istana yang berdiri dengan megah |
Pol Pot menginginkan Kamboja menjadi masyarakat agraris murni yang memaksa ribuan orang keluar dari kota-kota untuk bekerja mengelola tanah-tanah pertanian di desa. Banyak kaum intelektual seperti dokter, aktivis, guru, dosen dan orang-orang yang dianggap berbahaya bagi rezim ditangkap, dibantai, dan dibunuh beserta keluarga mereka, tanpa kecuali.
Sepintas kalau di lihat dari luar dan ketika aku masuk ke area tuol sleng, kompleks bangunan ini tidak berbeda dengan gedung sekolah biasa. Tetapi begitu kita melangkahkan kaki ke dalamnya, begitu terasa mengerikan dan menyeramkan.
Salah satu ruang kelas yang digunakan untuk menyiksa tawanan |
Foto yang menunjukkan ruangan dan alat untuk menyiksa tawanan |
salah satu foto yang menunjukkan kekejaman saat itu |
Gedung B, terdapat tiang berbentuk gawang di depan gedung B, tiang ini digunakan oleh pengikut Pol Pot sebagai alat penyiksaan untuk menggantung korban dalam posisi kepala di bawah, lalu menurunkan ikatan sampai kepala si korban masuk ke dalam tempayan berisi air. Sedangkan di dalam Gedung B menampilkan koleksi ribuan foto-foto tahanan yang pernah mendekam di penjara Tuol Sleng dan pajangan berupa sisa-sisa pakaian korban, begitu menyedihkan. Para penjaga S-21 atau pengikut pol pot begitu rapi dalam administrasi, terbukti mereka memotret seluruh wajah tahanan dan memberinya nomor sebagai tanda pengenal.
Foto-foto tawanan yang tertata dan didokumentasikan secara rapi |
Gedung C, merupakan ruang kelas yang disekat-sekat menjadi sel-sel kecil berukuran sekitar 1x2 meter, dengan dinding dari batu bata yang dibuat asal-asalan. Pada bagian dalam sel yang sangat kecil ini, ada rantai besi yang dicor ke lantai serta kaleng untuk menampung kotoran.
Salah satu ruangan di Gedung C dengan beberapa sekat dan dijadikan sel-sel kecil |
Alat-alat yang digunakan untuk menyiksa para tawanan |
Setelah keluar dari Gedung D, aku langsung menuju keluar karena harus segera melanjutkan perjalanan ke Siem Riep.
dokumentasi yang menggambarkan bentuk penyiksaan kala itu |
Begitu kelam dan mengerikan saat itu. Tak terbayangkan orang-orang yang berada dalam tahanan tersebut menerima siksaan dari para penjaga S-21.
Kalau kalian ke Kamboja, sempatkan untuk datang ke Museum Tuol Sleng tersebut.
salah satu monumen yang ada di Tuel Slang |
Aturan keamanan |
Post a Comment